SEJARAH KAMPUNG PINANG SEBATANG
SEJARAH
KAMPUNG PINANG SEBATANG
Tahun 1723
Kerajaan Siak Sri Indrapura yang dipimpin oleh Raja Kecik dengan masa
kepemimpinan dari tahun 1723 – 1746. Pada masa itu Kampung Pinang Sebatang
sudah ada namun belum ada pemerintah kampung di seluruh wilayah perkampungan
dibawah kepemimpinan Raja Kecik.
Pada tahun 1950
Kampung Pinang Sebatang dipimpin oleh seorang batin yang jumlah penduduknya ±300 KK yang dahulu penduduk aslinya
yaitu suku Melayu yang beragama islam. Saat masuknya perusahaan-perusahaan
besar di Kampung Pinang Sebatang, penduduk Kampung Pinang Sebatang menjadi
majemuk atau heterogen (bermacam suku dan agama) sehingga penduduk Kampung
Pinang Sebatang bertambah banyak. Pada awalnya masyarakat Kampung Pinang
Sebatang bermata pencarian sebagai petani karena Kampung Pinang Sebatang
memiliki hutan yang luas sehingga masyarakat terdahulu bertanam atau berladang
dengan berpindah tempat. Dahulunya masyarakat Kampung Pinang Sebatang bertempat
tinggal di Dusun Teluk Jering yang sekarang menjadi Dusun Sekar Mayang yang
penduduknya berjumlah ±300 KK di tahun 1979.
Menurut penduduk
setempat, Kampung Pinang Sebatang merupakan persinggahan orang-orang berlayar
atau nelayan. Disaat persinggahan nelayan meletakkan perahunya di sebatang
pohon pinang sehingga dari sanalah asal usul nama Kampung Pinang Sebatang.
Kampung Pinang
Sebatang merupakan kampung induk yang dimekarkan menjadi dua kampung, yaitu
Kampung Pinang Sebatang Barat dan Kampung Pinang Sebatang Timur. Pemekaran
Kampung Pinang Sebatang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak No. 38
tahun 2002. Tujuan dari pemekaran ini adalah untuk mempermudah masyarakat dan
juga Pemerintah Daerah dalam menjalankan hubungan Administrasi, serta untuk
mempermudah jangkauan pembangunan yang lebih baik dibandingkan dengan kampung
lama sebelum otonomi daerah ditetapkan.
Tahun berdirinya
Kampung Pinang Sebatang sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti.
Namun, menurut sebagian masyarakat Kampung Pinang Sebatang berdiri kira-kira
pada tahun 1950 yang dipimpin oleh seorang penghulu yang bernama Batin Gidang.
Comments
Post a Comment